MAKALAH
MATA KULIAH: ILMU PENDIDIKAN ISLAM
Oleh:
HAFSARI
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri-Palopo
T.A 2013/2014
ﺑﺴﻢاﻟﻠﻪاﻟﺮﺣﻤﻦاﻟﺮﺣﻴﻢ
BAB 1
PERHATIAN ISLAM
TERHADAP PENDIDIKAN
A.
Pendahuluan
Islam merupakan agama yang membawa misi
agar umatnya menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran.
Kandungan Al-Qur’an sebagai sumber utama ajaran Islam sarat dengan nilai-nilai pengetahuan
yang menuntut pengikutnya untuk mengetahui berbagai fenomena alam yang harus di
fikirkan. Dengan adanya symbol tututan berfikir itu menunjukkan mankna bahwa
manusia membutuhkan ilmu pengetahuan untuk meneliti fenomena alam yang di
ciptakan Allah SWT.
Islam memberikan perhatian yang sangat signifikan terhadap
pendidikan . Secara umum akan menyoroti tiga aspek dalam konteks perhatian
ajaran islam terhadap pendidikan. Pertama, Pendidikan sebagai kebutuhan manusia
dan misi ajaran Islam. Kedua, bukti-bukti ajaran Islam memberikan perhatian
terhadap masalah pendidikan. Ketiga, Implikasi pendidikan bagi kemajuan umat
manusia.
B.
Pembahasan
1.
Pendidikan
sebagai Kebutuhan Manusia dan Misi Ajaran Islam
Pada dasarnya kepentingan sentral
Al-Qur’an adalah pada manusia dan perbuatannya. Dengan pendidkan dalam
Al-Qur’an maka akan ditemukan beberapa informasi yang dapat menjelaskan mengapa pendidikan
menjadi sebuah kebutuhanyang esensial bagi manusia.
Pertama, manusia di lahirkan tanpa ilmu
engetahuan sedikitpun,namun Allah memberikan karunia sarana atau potensi untuk
mendapatkan ilmu,melalui pendengaran,penglihatan dan perasaan hati (Q.S.
An-nahl 16:78)
واﻟﻠﻪٲﺧﺮﺟﻜﻢﻣﻦﺑﻄﻮنٲﻣﻬﺎﺗﻜﻢﻻﺗﻌﻠﻤﻮنﺷﻴﻌﺎوﺟﻌﻞﻟﻜﻢاﻟﺴﻤﻊواﻷﺑﺼﺎرواﻷﻓﺌﺪةﻟﻌﻠﻜﻢﺗﺸﻜﺮون
Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu
dari perut ibumu dalam keadaan tidak megetahui sesuatupun,dan Dia member
pendengaran,penglihatan dan hati agar kamu bersyukur.
Kedua,
manusia di angkat oleh Allah sebagai khalifah di muka bumi yang akan
melaksanakan perintah-perintahNya (Q.S. Al-Baqarah 2:30)
وٳذاﻗﺎلرﺑﻚﻟﻠﻤﻼﺋﻜﺔﺔٳﻧﻲﺟﺎﻋﻞﻓﻲاﻷرضﺧﻠﻴﻔﺔﻗﺎﻟﻮاٲﺗﺠﻌﻞﻓﻴﻬﺎﻣﻦﻳﻔﺴﺪﻓﻴﻬﺎوﻳﺴﻔﻚاﻟﺪﻣﺎءوﻧﺤﻦﻧﺴﺒﺢﺑﺤﻤﺪكوﻧﻘﺪسﻟﻚﻗﺎلإﻧﻲأﻋﻠﻢﻣﺎﻻﺗﻌﻠﻮن
Artinya: dan ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada malaikat:” sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang Khalifah
di muka bumi” Mereka berkata:”mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanyadan menumpahkan darah padhal
kami senantiasa beryasbih dan memuji-Mu? “Tuhan berfirman” sesungguhnya aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
Ketiga,
manusia diciptakan dari bumi(tanah) dan mereka diminta untuk membangun
kehidupan yang layak di dalamnya (Q.S. Hud 11:60)
Artinya: …Dia telah menciptakn kamu dari
bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya,karena itu mohonlah ampunan-Nya,kemudian
bertaubatlah kepada-Nya…
Keempat,
manusia mau mengemban tanggung jawab dan amanah,meskipun mereka sendiri tidak
mengerti apa-apatentang itu sehingga dinyatakan sebagai orang yang sangat bodoh
dan zalim terhadap dirinya (Q.S. Al-Ahzab 33:72)
إﻧﺎﻋﺮﺿﻨﺎاﻷﻣﺎﻧﺔﻋﻠﻰاﻟﺴﻤﺎواﻻرضواﻟﺠﺒﺎلﻓﺄﺑﻴﻦٲنﻳﺤﻤﻠﻨﻬﺎوأﺷﻔﻘﻦﻣﻨﻬﺎوﺣﻤﻠﻬﺎاﻹﻧﺴﺎنٳﻧﻪﻛﺎنﻇﻠﻮﻣﺎﺟﻬﻮﻻ
Artinya: sesungguhnya kami telah
mengemukakan (menawarkan) manat kepada langit, bumi dan gunung-gunung. Semuanya
enggan memikul amanat itu dan khawatir tidak sanggup mengembannya,dan manusia
(mau) memikulny. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh sekali.
2.
Bukti-bukti
Ajaran Islam Memberikan Perhatian Terhadap Pendidikan
Hal ini dapat di buktikan antara lain
karena Al-Qur’an memuat istilah-istilah yang selama ini di gunakan untuk
pendidikan yaitu Tarbiyah dan Ta’lim. Selain itu dapat di lihat dari lima ayat
Al-Qur’an yang pertamakali di turunkan
yaitu surah Al-Alaq ayat 1-5, yang berbunyi:
اﻗﺮٲﺑﺎﺳﻢرﺑﻚاﻟﺬيﺧﻠﻖ۰ﺧﻠﻖاﻻﻧﺴﺎنﻣﻦﻋﻠﻖ۰اﻗﺮٲورﺑﻚاﻻﻛﺮم۰اﻟﺬيﻋﻠﻢﺑﺎﻟﻘﻠﻢ۰ﻋﻠﻢاﻻﻧﺴﺎنﻣﺎﻟﻢﻳﻌﻠﻢ
Artinya; bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan,Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang
mengajar(manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa
yang diketahuinya.
Dalam ayat-ayat tersebut, Allah SWT
memperkenalkan istilah yang berkaitan dengan pendidikan,yaitu ‘iqra,’allama,dan
Al-Qalam, yang artinya bacalah, mengajarkan dan pena atau alat tulis. Selain
itu, ada dua nama yang popular untuk Al-Qur’an
yaitu Al-Qur’an yang berarti bacaan,dan al-Kitab yang berarti tulisan.
Menurut Abuddin Nata, tiga istilah yang
sering digunakan dalam pendidikan Islam yaitu: tarbiyah,ta’lim dan ta’dib, masing-masing memberi kesan yang
berbeda antara satu sama lainnya. Istilah ta’lim
mengesankan proses pemberian bekal pengetahuan, sedangkan istilah tarbiyah mengesankan proses pembinaan
dan pengarahan bagi pembentukan kepribadian dan sikap mental,sementara istilah ta’dib terhadap moral dan etika dalam
kehidupan yang lebih mengacu pada peningkatan martabat manusia.
Visi pendidikan Islam sesungguhnya
melekat pada visi ajaran Islam itu sendiri yang terkait dengan visi kerasulan
para Nabi, mulai visi kerasulan Nabi Adam hingga kerasulan Nabi Muhammad SAW,
yaitu membangun sebuah kehidupan manusia yang patuh dan tunduk kepada Allah
(Q.S. 7:66, 73, dan 29:16) serta membawa rahmat bagi seluruh alam (Q.S.
21:107,27:77).
Agar
proses pendidikan berjalan dengan baik,Islam mendorong penyebaran dan
perkembangan ilmu pengetahuan,bahkan orang yang menyembunyikan ilmu mendapatkan
ancaman siksa yang pedih. Rasulullah saw bersabda:
…ﻣﻦﺳﺌﻞﻋﻦﻋﻠﻢﻋﻠﻢﺛﻢﻛﺘﻤﻪاﻟﺠﻢﻳﻮماﻟﻗﻴﺎﻣﺔﺑﻠﺠﺎمﻣﻦاﻟﻨﺎر…
Artinya: barang siapa yang bertanya
tenang suatu ilmu,lalu mempelajarinya
tapi kemudian menyembunyikannya,maka akan di kekang pada hari kiamat dengan
kekangan dari neraka…
Itulah
tadi bukti yang menunjukkan perhatian ajaran Islam terhadap pendidikan. Dan
satu hal yang penting untuk di catat,bahwa perhatian Islam terhadap proses
pendidikan telah di mulai sejak seorang anak masih berada dalam kandungan.
Islam memperkenal konsep fitrah yang tidak memandang seorang bayi laksana
sebuah kertas kosong ,tetapi ia telah mempunyai potensi yang siap dikembangkan
dengan panduan ajaran Islam.
Dari
segi bahasa,kata fitrah terambil dari kata
al-fathr yang berarti belahan , dan dari makna ini lahir makna-makna
antara lain”penciptaan’’ atau “kejadian”. Fitrah manusia adalah kejadianny
sejak semula atau bawaan sejak lahirnya. Dalam al-Qur’an kata ini dalam berbagi
bentuknya terulang sebanyak dua puluh delapan kali. Empat belas di antaranya
dalam koonteks uraian tentang bumi dan langit. Sisanya dalam konteks penciptan
manusia baik dari segi pengakuan bahwa penciptanya adalah Allah,maupun dari
segi uraian tentang fitrah manusia. Yang terakhir ini ditemukan sekali yaitu
pada surat Al-Rum:30
ﻓﺄﻗﻢوﺟﻬﻚﻟﻠﺪﻳﻦﺣﻨﻴﻔﺎﻓﻄﺮۃاﻟﻠاﻟﺘﻰﻓﻄﺮاﻟﻨﺎسﻋﻠﻴﻬﺎﻻﺗﺒﺪﻳﻞﻟﺨﺎاﻟﻠﻪذاﻟﻚاﻟﺪﻳﻦاﻟﻘﻴﻢوﻟﻜﻦاﻛﺜﺮاﻟﻨﺎسﻻﻳﻌﻠﻤﻮن
Artinya:
‘’Maka
hidupkanlah wajahmu kepada agama,pilihan fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia atas fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.
Itulah agama yang lurus,tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.
3.
Implikasi
Pendidikan Bagi Kemajuan Umat Manusia
Pendidikan pada dasarnya merupakan
proses pengembangan diri dan kehidupan manusia secara utuh dan menyeluruh.
Menurut Al-Maududi, kata tarbiyah atau
rabbun (huruf ‘’Ra dan Ba”) mempunyai beberapa makna,antara lain.
a.
Pendidikan,bantuan dan
peningkatan.
b.
Menghimpun,memobilisasi
dan mempersiapkan.
c.
Tanggung
jawab,perbaikan,pengasuhan.
d.
Keagungan,kepemimpinan,wewenang
dan pelaksana perintah.
e.
Pemilik,juragan.
Secara normative, tujuan yang ingin di
capai dalam proses aktualisasi nilai-nilai Al-Qur’an dalam pendidikan meliputi
iga dimensi atau aspek kehidupan yang harus di bina dan di kembangkan oleh
pendidikan .pertama,dimensi spiritual
,yaitu iman,taqwa dan akhlak mulia (yang tercermin dalam ibadah dan mu’amalah).
Kedua,dimensi budaya yaitu
kepribadian yang mantap dan mandiri,tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan. Ketiga, dimensi
kecerdasan yang membawa kepada kemajuan,yaitu
cerdas,kreatif,terampil,disiplin,etos kerja,professional,inovatif dan
produktif.
Pengembangan ilmu pengetahuan dalam
perspekti islam adalah sebuah keniscayaan yang harus di jalankan oleh setiap
kaum muslim. Karena tanpa pengembangan ilmu pengetahuan,umat muslim dapat
terjerumus dalam jurang kebodohan dan kesesatan.
Dari paparan sebelumnya, maka untuk
menuju kemajuan umat,maka Islam telah mempersiapkan pilar-pilar yang harus
disiapkan antara lain:
1.
Kultur keilmuan yang
tinggi hal ini ditandai dengan motivasi ajaran untuk menuntut ilmu.
2.
Kesadaran para
masyarakat muslim bahwa pendidikan adalah investasi yang sangat menentukan
kebahagiaan dunia dan akhirat.
3.
Rasulullah sebagai
pendidik teladan,harus menjadi “guru idola” bagi para
pendidik/guru/dosen,sehingga mereka bukan hanya sekedar transfer ilmu tetapi
juga mentransfer nilai dan kepribadian yang unggul.
4.
Pendidikan keluarga
mempunyai posisi yang starategis dalam mempersiapkan generasi mudah yang kuat
imannya serta menguasai ilmu pengetahuan. Hal ini diingatkan Allah dalam
firmannya surah al-Tahrim ayat 6.
5.
Kemajuan umat manusia
tidak dapat tercapai tanpa proses pendidikan yang unggul dan bermutu, karena
ilmu pengetahuan adalah pintu gerbang menuju kemajuan peradaban dan teknologi.
BAB II
DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM
(Tinjauan al-Qur’an dan Hadis)
A.
Pendahuluan
Islam mempunyai berbagai macam aspek,di
antaranya adalah pendidikan (islam). Pendidikan islam bermula sejak nabi
Muhammad SAW menyampaikan ajaran islam kepada umatnya. Pendidikan adalah proses
atau upaya-upaya menuju pencerdasan generasi,sehingga manusia dalam fitrahnya.
Itu artinya pendidikan merupakan condition
sine quanon yang harus di lakukan setiap masa. Berhenti dari gerakan
pendidikan berarti lonceng kematian (baca;kemunduran atau keterbelakangan)
telah berbunyi dalam masyarakat atau Negara.
B.
Sekilas Tentang Pengertian
Pendidikan Islam
Istilah pendidikan dalam bahasa arab di
kenal dengan istilah tarbiyah yang
berakar kata rabba, berarti mendidik.
Dengan demikian,tarbiyah islamiyah di
terjemahkan dengan pendidikan islam. Dalam kamus bahasa arab ditemukan tiga
akar kata untuk istilah tarbiyah,yaitu:
1.
Rabba-yarbu
yang berarti bertambah dan berkembang. Hal ini senada dengan firman Allah dalam
Al-Qur’an surah al-Rum ayat 39
2.
Rabiya-yarba
yang di bandingkan dengan
madda-yamuddu yang berarti
memperbaiki,mengurusi kepentingan,mengatur,menjaga dan memperhatikan.
Sekaitan
dengan hal tersebut al-Baidhawi mengatakan bahwa pada dasarnya al-rabb yang bermakna tarbiyah
selengkapnya berarti menyampaikan Sesuatu hingga mencapai kesempurnaan,
sementara rabb yang menyipati Allah
menunjukkan arti yang lebih khusus yaitu sangat atau paling. Al-ashfahani
mengatakan bahwa al-rabb berarti tarbiyah menunjuk kepada arti menumbuhkan
perilaku secara bertahap hingga mencapai batasan kesempurnaan. Lebih jauh
al-Bani menyatakan bahwa di dalam pendidikan tercakup tiga unsure yaitu:
menjaga dan memelihara anak:mengembangkan bakat dan potensi anak sesuai dengan
kekhasan masing-masing: mengarahkan potensi bakat agar mencapai kesempurnaan
kebaikan.
Secara
terminologis menurut al-Nahlawi bahwa pendidikan islam adalah pengaturan
pribadi dan masyarakat yang karenanya dapat memeluk Islam secara logis dan
sesuai secara keseluruhan baik dalam kehidupan individu maupun kolektif.
Sementara Yusuf al-Qardhawi member pengertian pendidikan islam sebagai
Pendidikan manusia seutuhnya,akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya,akhlak dan
keterampilannya. Pengertian yang senada di kemukakan oleh Mustafa al-Gulayaini
bahwa pendidikan islam adalah menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak
dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan
nasehat,sehingga akhlak itu menjadi salah satu kemampuan meresap dalam jiwanya
kemudian buahnya berwujud keutamaan,kebaikan dan cinta bekerja untuk
kemanfaatan tanah air.
Sedangkan
secara teknis Endang Syaifuddin Anshori
memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam adalah proses bimbingan
(pimpinan,tuntutan,usulan) oleh obyek didik terhadap perkembangan
jiwa(pikiran,perasaan,kemauan,intuisi dan lain-lain) dan raga obyek didik dengan bahan materi
tertentu dan dengan perlengkapan alat yang ada kea rah terciptanya pribadi
tertentu disertai evaluasi ajaran islam. Sementara itu Ahmad D.Marimba
mendefinisikan pendidikan islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut
ukuran-ukuran Islam.
Jadi
pada dasarnya pendidikan Islam adalah suatu proses pembentukan individu
berdasarkan ajaran ajaran islam yang di wahyukan Allah kepada Muhammad. Oleh
karena itu, pendidikan Islam memadukan pendidikan iman dan pendidikan amal sekaligus
yang bertujuan untuk membentuk kepribadian muslim yang tangguh ,baik secara
individual maupun secara kolektif.
Dengan
demikian, istilah Pendidikan Islam berdasarkan butir-butir ajaran Agama Islam
yang mengatakan fitrah manusia dengan ajaran agama Islam terwujud kehidupan
manusia yang makmur dan bahagia. Olehnya itu, syariat Islam tidak akan di
hayati dan di amalkan orang kalau hanya di ajarkan. Tetapi harus di didik
melalui proses pendidikan. Karena Pendidikan tidak hanya bersifat teoritis
tetapi juga praktis karena ajaran Islam tidak memisahkan antara iman dan amal
shaleh.
C.
Dasar-Dasar Pendidikan Dalam
Al-Qur’an
Pendidikan adlah bagian integral yang
tak terpisahkan dari ajaran Islam secara keseluruhan.karena itu dasar-dasar
pendidikan Islam inheren dengan sumber ajaran Islam itu sendiri. Itu artinya
bahwa al-Qur’an sebagai dasar utama pendidikan Islam tidak terlepas dan
senantiasa menjadikan al-Qur’an sebagai dasar dan sumber dalam melakukan proses
Pendidikan.' Menurut Azyumardi Azra bahwa al-Qur’an sebagai dasar pendidikan
Islam mengandung beberapa hal positif bagi pengembangan Pendidikan,yaitu antara
lain penghormatan dan penghargaan kepada akal manusia,bimbingan ilmiah.
Observasi terhadap manusia sejak masih dlam bentuk segumpal darah dan seterusnya, sebagaimana firman Allah
dalam Q.S. al-‘alaq:1-5.
Metode Al-Qur’an dapat di analisis dari
surah ar-Rahman, dalam surah ini, Allah mengawali dengan menuturkan eksitensi
manusia,kekuasaannya dalam mendidik manusia,hingga apa yang di anugrahkan kepada
manusia seperti matahari,bulan,bintang,pepohonan,buah-buahan,langit dan bumi.
Tujuan pendidikan Islam dalam perspektif Qur’ani
adalah sebagai berikut:
1.
Mengenalkan manusia
akan peranannya di antara sesama mahluk dan tanggup jawab pribadinya sebagai
khalifah fil’ardhi.
2.
Mengenalkan manusia
akan alam ini dan mengajak mereka untuk mengetahui hikmah diciptakannya serta
memberikan kemungkinan kepada mereka untuk mengambil manfaat dari ala mini.
3.
Mengenalkan manusia
akan interaksi social dan tanggung jawabnya dalam tata hidup bermasyarakat.
4.
Mengenalkan manusia
akan pencipta alam ini (Allah SWT) dan memerintahkan untuk bribadah kepadanya.
D.
Dasar-Dasar Pendidikan Dalam
Islam
Selain Al-Qur’an, dasar pendidikan Islam
adalah al-Hadis yang mencerminkan prinsip manivestasi wahyu dlam segala
perbuatan,perkataan dan taqrir nabi. Oleh karena itu, Rasulullah mengandung
nilai-nilai dan dasar-dasar Pendidikan yang sangat berarti. Dikatakan demikian
karena di samping segala ucapan,perbuatan dan taqrir Rasulullah di yakini
validitas kebenarannya karena merupakan wahyu, juga di yakini bahwa Rasulullah
adalah pendidik yang teladan dan integritas.
Dalam suatu riwayah dikatakan bahwa pada
suatu hari Rasulullah keluar dari rumahnnya dan beliau menyaksikan adanya dua
pertemuan; dalam pertemuan pertama, orang orang berdoa kepada Allah SWT
mendekatkan diri kepadanya . dalam pertemuan kedua orang sedang memberikan
pelajaran. Langsung beliau bersabda.
“mereka
ini(pertemuan pertama) minta kepada Allah,bila Tuhan menghendaki maka ia
memenuhi permintaan tersebut,dan jika ia tidak menghendaki maka tidak akan
dikabulkan,sedangkan saya sendiri di utus menjadi juru didik.’’
Hadis
pada hakekatnya di tujukan untuk mewujudkan dua sasaran yaitu pertama, menjelaskan apa yang terdapat
dalam Al-Qur’an. Kedua, menjelaskan tentang syari’at dan pola perilaku.
Dalam
dunia pendidikan, Hadis memiliki dua manfaat pokok. Manfaat pertama, hadis mampu menjelaskan konsep dan kesempurnaan
pendidikan Islam sesuai dengan konsep Al-Qur’an. Kedua,hadis dapat menjadi contoh yang tepat dalam penentuan metode
pendidikan.
Bangsa
Indonesia sebagai suatu bangsa yang terdiri dari berbagai suku mempunyai
filsafat dan pandangan hidup yang beragam. Sebagai suatu bangsa mereka menganut satu falsafah dan pandangan
hidup bangsa. Falsafah hidup itu diramu dari nilai nilai yang di anut oleh
masing-masing suku bangsa. Falsafah
hidup itu harus mengandung pikiran yang mendalam dari gagasan bangsa untuk
mwujudkan kehidupan bangsa yang baik,makmur dan tentram. Falsafah hidup yang di
maksud adalah pancasila. Sejalan dengan hal itu Pendidikan Islam sebagai suatu
tugas dan kewajiban pemerintah dalam mengembangkan harus mengembangkan dan
mencerminkan dan menuju tercapainya masyarakat Pancasila dengan warna agama.
Ini berarti pendidikan Islam selain berdasarkan
Al-Qur’an dan sunnah juga berdasarkan
ijtihad yang menyesuaikan diri dengan kebutuhan bangsa yang selalu berubah dan
berkembang. Dengan ijtihad itu ditemukan persesuaian antara Pancasila sebagai dasar dan falsafah Negara dengan
ajaran agama ISLAM yang secara bersamaan di jadikan landasan atau dasar
pendidikan termasuk pendidikan agama.
BAB III
TUJUAN PENDIDIKAN
A. Pendahuluan
Salah
satu komponen pendidikan yang memiliki peran yang penting dalam menentukan arah
proses pendidikan adalah komponen tujuan. Tujuan pendidikan di katakan
menentukan arah pendidikan karena materi dan metode pendidikan di desain
berdasarkan tujuan pendidikan yang ingin di capai. Bahkan boleh dikatakan
tujuan pendidikan menjadi ruh dari proses pendidikan itu sendiri.
Dalam pendidikan Islam,tujuan
pendidikan dirumuskan berdasarkan petunjuk petunjuk yang bersumber dari dasar
pendidikan Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadis. Al-Qur’an mengintroduksikan
dirinya sebagai petunjuk kepada jalan yang lebih lurus(Q.S. 17:19).
Petunjuk-petunjuknya bertujuan member kesejahtraan dan kebahagiaan bagi manusia baik secara pribadi maupun
kelompok,dan karena itu di temukan petunjuk-petunjuk bagi manusia dalam kedua
bentuk tersebut.
Selain itu, al-Qur’an juga sangat mendorong manusia untuk belajar
dan menuntut ilmu. Bukti terkuat mengenai hal ini ialah bahwa ayat
al-Qur’an yang pertama kali diturunkan
member dorongan manusia untuk membaca dan belajar.
Para pendidik muslim sepakat,bahwa
tujuan pendidikan bahwa buknlah menjejali murid dengan fakta-fakta melainkan
menyiapkan mereka agar hidup bersih,suci dan tulus. Dalam tujuan pendidikan
dalam Sisdiknas dapat dilihat pada bab II pasal 3 yang berbunyi sebagai
berikut:
Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak
mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
B. Pembahasan
1.
Tujuan
Pendidikan dalam al-Qur’an
Hampir semua unsure yang berkaitan
dengan kependidikan di singgung secara tersurat atau tersirat oleh Al-Qur’an.
Salah satu aspek dari
kekomprehensipan al-Qur’an adalah konsep al-Qur’an tentang pendidikan,atau aspk
edukatif dalam al-Qur’an. Sebagaimana fakta menyatakan, bahwa nama-nama yang
telah dikenal yang diberikan pada pesan wahyu yang di sebut dengan Al-qur’an
dan kitab al-Qur’an berasal dari kata dasar qaraa
yang berarti membaca, sementara kata
dasar kataba yang berarti menulis.
Maka kedua kata tersebut di kaitkan dengan konsep pendidikan,yaitu membaca dan
menulis dengan pengertia yang seluas-luasnya. Abdurahman Saleh bahkan
mengatakan,seorang tidak mungkin berbicara tentang pendidikan Islam tanpa
mengambil al-Qur’an sebagai rujukan.
Menurut Darwis Hude,untuk membahas
pendidikan dalam al-Qur’an sebenarnya merupakan pekerjaan yang mudah karena
semua ayat al-Qur’an secara tidak
langsung,atau setidaknya sekitar 1500 ayat secara langsung menyinggung
pendidikan. Namun dalam hal tersebut juga terdapat kesulitan jika harus
mengungkap secara keseluruhan atau memilih tema dan topic tertentu dalam
kerangka yang sistematis menurut ilmu pendidikan.
Secara umum tujuan pendidikan dalam
al-Qur’an dapat di kelompokkan menjadi tiga aspek:
a. Menjadi
hamba Allah yang bertaqwa
Taqwa mencakup segala hal yang
diperlukan manusia untuk keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Nilai-nilai itu oleh Hasan Langgulung di klasifikasi dalam lima kelompok,yaitu:
·
Nilai perorangan (al-
akhlak al-fardiyah)
·
Nilai kekeluargaan (al-akhlak
al-usriyah)
·
Nilai social(al-akhlak
al-ijtimaiyyah)
·
Nilai kenegaraan
(al-akhlak ad-daulah)
·
Nilai
keagamaan(al-akhlak ad-diniyah)
b. Mengantarkan
anak didik menjadi khalifah
Manusia di angkat oleh Allah untuk
dapat memegang tanggung jawab sebagai khalifah dilengkapi dengan potensi.
Al-Qur’an menjelaskan bahwa ada beberapa cirri yang dimiliki manusia.
Pertama,manusia memiliki fitrah (potensi) yang baik. Fitrah ini tercermin dalam
al-asma al husna. Ke dua, kebutuhan
kebutuhan biologis yang menuntut pemenuhan. Ciri yang ketiga,adalah kebebasan
untuk memilih tingkah lakunya. Keempat,manusia memilik akal yang membuat ia
mampu memilih antara yang benar dan yang salah.
c. Memperoleh
kebahagiaan dunia dan di akhirat.
Secara normative,tujuan yang ingin
di capai dalam prosesaktulisasi nilai-nilai
al-Qur’an dalam pendidikan meliputi tiga dimensi.
·
Dimensi spiritual
·
Dimensi budaya
·
Dimensi kecerdasan
2.
Tujuan
Pendidikan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan pada dasarnya sebagai
upaya yang paling utama untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,dengan pendidikan
yang berkualitas, Indonesia lebih terjamin dalam proses tranmisi menuju
demokrasi,dengan pendidikan,yang bermutu,Indonesia dapat membangun keunggulan
kompetitif dalam persaingan global yang semakin intens.
Tujuan pendidikan nasional
sebagaimana terdapat dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 pada babII pasal 3
mempunyai 2 butir utama,yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan kedua
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.
·
Mencerdaskan kehidupan
bangsa
Cita-cita mencerdaskan kehidupan
bangsa sangat relevan dengan tujuan pendidikan menurut al-Qur’an sebagaimana
telah disebutkan pada bagian tedahulu. Islam menginginnkan pemeluknya cerdas
dan pandai. Itulah cirri akal yang sempurna. Cerdas di tandai oleh adanya
kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat,sedangkan pandai di
tandai dengan banyak memiliki pengetahuan.
·
Mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya
Manusia Indonesia seutuhnya yang di
maksudkan adalah manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi pekerti luhur,memiliki pengetahuan dan keterampilan,kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
3.
Telaah
Kompratif
Tujuan pendidikan pada dasarnya
adalah merupakan perubahan yang diinginkan dan di usahakan oleh proses
pendidikan atau usaha pendidikan. Baik pada dataran tingkah laku individu dalam
kehidupan pribadinya maupun kehidupan bermasyarakat serta alam sekitarnya.
Tujuan pendidikan merupakan problem inti dalam aktivitas pendidikan dan
merupakan saripati dari seluruh renungan paedagogis. Dengan demikian tujuan
merupakan factor yang sangat penting dan menentukan jalannya aktivitas
pendidikan.
Ibadah kepada Allah dalam arti luas
mempunyai dampak edukatif yang sangat signifikan dalam membentuk insan yang
bertaqwa (muttaqin). Dampak edukatif dari ibadah di antaranya:
·
Ibadah mendidik diri
untuk selalu memiliki kesadaran berfikir.
·
Ibadah menanamkan
hubungan dengan jamaah muslim
·
Menanamkan kemuliaan
diri
·
Mendidik keutuhan
selaku umat Islam yang berserah diri kepada Allah.
·
Mendidik keutamaan
·
Membekali manusia
dengan kekuatan rohaniah
·
Memperbaharui diri
dengan bertaubat
Tidak berebeda dengan tujuan
pendidikan nasional,pendidikan dalam perspektif al-Qur’an bertujuan mewujudkan
pertumbuhan kepribadian manusia secara seimbang dan menyeluruh. Juga
mengembangkan manusia di dalam segala aspeknya,baik aspek spiritual,intelektual,
imajinasi, fisik, baik secara individu maupun kelompok.
Tujuan Pendidikan Nasional kiranya
perlu evaluasi kritis mendalam,sebab rumusan dan konsep tujuan pendidikan
nasional akan amat berpengaruh pada implementasi,dinamika,arah, dan pelaksanaan
pendidikan. Ujung-ujungnya,mutu atau kualitas hasil pendidikan nasional. Karena
itu, tujuan pendidikan nasional tidak boleh melupakan landasan konseptual
filosofi pendidikan yang membebaskan dan mampu menyiapkan generasi masa depan
untuk bias bertahan hidup (survive) dan berhasil menghadapi tantangan-tantangan
zamannya.
Akhirnya, dengan melihat tujuan
pendidikan yang diisyaratkan dalam al-Qur’an dan rumusan tujuan pendidikan
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan secara komperatif,bahwa sasaran yang
ingin dicapai adalah profil individu yang memiliki keimanan dan
ketaqwaan,memiliki kemampuan ilmu,kemampuan mental spiritual sehingga mereka
mampu menjalankan perannya dengan baik selaku hamba Allah dan warga Negara.
BAB IV
PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK
A.
Pendahuluan
Pendidikan pada dasarnya adalah
berintikan interaksi antara pendidik dan peserta didik. Dalam interaksi
tersebut guru sangat berperan penting karena tanpa guru proses pendidikan
hamper tidak mungkin dapat berjalan. Dalam melakukan interaksi dengan murid,
guru di tuntut professional dan mempunyai kemampuan personal supaya berhasil
dengan baik. Salah satu cirri guru professional adalah harus memiliki kode
etik. Pentingnya kode etik dan moral dalam interaksi dengan para murid tersebut
didasarkan pada tujuan pendidikan yang menurut al-Qur’an adalah untuk membina
manusia seutuhnya secara pribadi dan kelompok sehingga mereka dapat menjalankan
fungsinya sebagai khalifah dan hamba Allah guna membangun dunia ini sesuai
dengan konsep yang di tetapkan Allah,atau dengan kata lain untuk bertaqwa
kepadanya.
B.
Pembahasan
1.
Pengertian
guru
Kata
guru berasal dari bahasa Indonesia yang berarti orang yang mengajar. Dalam
bahsa inggris, di jumpai kata (1) teacher
yang berarti pengajar, (2)tutor yang
berarti guru pribadi yang mengajar dirumah,mengajar extra ,memberi les tambahan
pelajaran,(3)educator yang berarti pendidik atau ahli didik dan (4)lecturer yaitu pemberi
kuliah,penceramah. Dalam bahasa arab di sebut (1)al-alim jamaknya ulama atau al-muallim,yaitu orang yang
mengetahui,ulama yaitu ahli pendidikan (2) muaddib
yaitu guru yang secara khusus mengajar di istana (3)mudarris yaitu pengajar (4)ustadz
yaitu orang yang khusus mengajar pendidikan agama islam.
Guru
adalah tenaga professional yang menjadikan murid-muridnya mampu
merencanakan,menganalisis,dan menyimpulkan masalah yang di hadapi. Menurut
pandangan tradisional,guru adalah seseorang yang berdiri di depan kelas untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan. Menurut Depdiknas, adalah seorang yang mempunyai
gagasan yang harus di wujudkan untuk kepentingan anak didik,sehingga menunjang
hubungan yang baik dengan anak didik agar menjunjung tinggi, mengembangkan dan
menerapkan keutamaan yang menyangkut agama. Menurut Undang-Undang system
pendidikan Nasional pasal 27 ayat 3 nomor 2 tahun 1989,tenaga pengajar adalah
tenaga pendidikan yang khusus dengan tugas mengajar yang pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah disebut guru dan pada jenjang pendidikan tinggi
di sebut dosen.
Dalam
al-Qur’an di jumpai istilah-istilah yang merujuk pada pengertian guru atau
orang berilmu,di antaranya adalah
ü Al-alim
ü Ulama
ü Ulu
al-ilmi
ü Ulu
al-albab
ü Ulu
al-nuha
ü Ulu
al-abshar
ü Al-mudzakkir/
ahlu al-Dzikir
ü Al-muzakki,al-Rasikhun
fi al-ilm
ü Al-murabbi
2.
Kode
Etik Guru di Indonesia
Kode etik adalah kumpulan nilai-nilai
dan norma-norma profesi guru yang tersusun secara sistematis dalam suatu siste
yang bulat, fungsinya adalah sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku
setiap guru dalam menunaikan tugas dan pengabdiannya sebagai guru di dalam dan di
luar sekolah serta dalam masyarakat untuk membentuk sikap professional.
Tujuannya adalah
v Menunjang
tinggi martabat profesi guru
v Untuk
menjaga dan memelihara kesejahtraan para anggota profesi guru
v Untuk
meningkatkan pengabdian anggota profesi guru dalam pembangunan bangsa dan
Negara Indonesia
v Untuk
meningkatkan kualitas guru
v Untuk
meningkatkan kualitas organisasi profesi guru
Kode etik Guru Indonesia berdasarkan
hasil keputusan polres kongres PGRI ke 13 tahun 1973
ü Guru
berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan
yang ber-pancasila.
ü Guru
memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak didik masing-masing
ü Guru
mengadakan komunikasi teruatama dalam memperoleh informasi tentang anak didik,tetapi
menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
ü Guru
menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua
murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
ü Guru
memelihara hubungan baik dengan masyarakat sekitar sekolah maupun masyarakat
yang lebih luas untukkepentingan pendidikan.
ü Guru
secara sendiri-sendiri atau bersama-sama mengembang dan meningkatkan kualitas
profesi.
ü Guru
menciptakan dan memelihara hubungan antara sesame guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di
dalam hubungan keseluruhan.
ü Guru
secara bersama-sama memelihara,membina dan meningkatkan kualitas organisasi
guru professional sebagai sarana pengabdiannya.
ü Guru
melaksanakan ketentuan yang merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang
pendidikan.
3.
Pengertian
dan Fungsi Murid
Kata
murid berasal dari bahasa arada,yuridu,iradatan,muridan
yang berarti orang yang menginginkan (the willer),dan menjadi salah satu
sifat Allah SWT. Yang berarti Maha Menghendaki (Q.S. Yasin 36:82)
ٳﻧﻤﺎٲﻣﺮﻩٳذاٲردﺷﻴﺌﺎٲنﻳﻘﻮلﻟﻪﻛﻦﻓﻴﻜﻮن
Pengertian
seperti ini dapat dimengerti karena seorang murid adalah orang yang menghendaki
agar mendapatkan ilmu pengetahuan,keterampilan,pengalaman,dan kepribadian baik
untuk bekal hidupnya agar selamat dunia akhirat dengan belajar sunguh-sungguh.
Selain itu digunakan kata al-tilmidz,al-mudarris,al-muta’allim dan al-thalib
4.
Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Interaksi Guru dan Murid
Faktor-faktor yang mempengaruhi
interaksi guru dan murid adalah factor eksternal seperti:
a.
Pengaruh dari
teori-teori pendidikan
b.
Prinsip-prinsip umum
yang menjadi dasar metode mengajar.
Prinsip-prinsip
umum yang menjadi dasar metode mengajar menurut Omar Muhammad al-Toumy
al-Syaibany:
ü
Menjaga motivasi murid
dan kebutuhan,minat dan kegunaanya pada proses belajar.
ü
Menjaga tujuan murid
dan menolongnya mencapai tujuan tersebut
ü
Kemestian memelihara
tahap kematangan yang di capai oleh murid dan kesediaannya untuk belajar
ü
Menjaga
perbedaan-perbedaan perseorangan di antara murid-murid.
c.
Peran guru dalam pengembangan
kurikulum
Pandangan
tentang posisi guru dalam mengembangkan kurikulum berpengaruh pada pola
hubungan guru-murid. Pada kurikulum yang bersifat desentralisasi peranan guru
dalam pengembangan kurikulum lebih besar daripada kurikulum yang bersifat
sentralisasi.
d.
Paham-paham sekuler
yang berkembang akibat ilmu pengetahuan dan teknologi.
5.
Pola
Interaksi Guru dan Murid menurut Al-Qur’an
a.
Tujuan Pendidikan
Proses pendidikan pada intinya adalah
interaksi antara pendidik (guru) dan peserta didik (murid) untuk mencapai
tujuan pendidikan yang telah di ciptakan.
Menurut ketetapan MPR no.IV/MPR/1978
tentang GBHN bahwa “pendidikan Nasional berdasarkan atas pancasila dan
bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa,kecerdasan,keterampilan,mempertinggi budi pekerti,memperkuat
kepribadian,mempertebal semangat agar dapat menumbuhkan manusia-manusia
pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung
jawab atas pembangunan bangsa.
Tujuan
pendidikan mempunyai empat fungsi. Pertama
mengahiri usaha. Kedua mengarahkan
usaha. Ketiga menjadi titik tolak
untuk mencapai tujuan lain . dan keempat
member nilai.
b.
Sikap Guru terhadap
Murid
Sebagai guru professional guru harus
mampu mendidik,mengajar dan melatih. Mendidik yaitu meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar adalah meneruskan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih adalah mengembangkan keterampilan
pada siswa. Atas dasar ini guru harus mempunyai sifat-sifat yang baik seperti:
ü Mengamalkan
ajaran agamanya dan ta’at pada aturan dan undang-undang yang berlaku
ü Mengenal
dan menggunakan prinsip dalam mengajar
ü Memahami
situasi serta menghorati murid sebagai subyek dan tidak otoriter
ü Menghormati
bahan pelajaran yang diberikan ,menguasai materi pelajaran dan mengetahui
manfaatnya
ü Dapat
menyesuaikan antara metode mengajar dengan bahan pelajaran
ü Memperhatikan
perbedaan individu
ü Membentuk
pribadi murid
ü Memiliki
kesehatan mental yang baik
ü Memiliki
persiapan
ü Mengadakan
hubungan dengn orang tua murid
c.
Sikap Murid Terhadap
Guru
Menurut
al-Ghazali,sebagai murid harus bersikap
ü Membersihkan
jiwa dari akhlak yang buruk dan tercela
ü Tidak
banyak melibatkan diri pada urusan duniawi
ü Jangan
menyombongkan diri dengan ilmunya dan jangan banyak memerintah guru
ü Bagi
murid kelas pemula jangan melibatkan atau mendalami perbedaan pendapat para
ulama.
ü Murid
jangan berpindah dari suatu ilmu yang terpuji kepada cabang-cabangnya kecuali
ia sudah memahami pelajaran sebelumnya
ü Murid jangan focus pada satu ilmu saja
ü Jangan
melibatkan diri pada bahasan tertentu sebelum melengkapi pokok bahasan lainnya
yang mendukung ilmu tersebut
ü Mengetahui
sebab-sebab yang dapat menimbulkan kemuliaan ilmu
ü Berakhlak
yang terpuji
ü Mengetahui
macam-macam ilmu dan tujuannya
d.
Variasi Pola Hubungan
Guru dan Murid
e.
Pola Hubungan Guru
Murid Perspektif Al-Qur’an
ü Pola
guru-murid: komunikasi sebagai aksi (satu arah)
ü G
M M
M
ü Pola
guru-murid-guru: ada balikan/feed back bagi guru,tak ada interaksi antar siswa
(komunikasi sebagai interaksi).
G
M M
M
ü Pola
guru-murid-murid: ada balikan bagi guru,siswa saling belajar satu sama lain
G
M M M
ü
Pola guru-murid,murid-guru,murid-murid:
interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid dengan murid
(komunikasi sebagai transaksi multi arah)
G
M M
M M
ü Pola melingkar: setiap siswa mendapat
giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban.
G
M
M
M M
BAB
V
KURIKULUM
DAN PENGEMBANGANNYA
A. Pendahuluan
Dalam
upaya pengembangan pendidikan Islam sebagai proses mencerdaskan umat,banyak
variable yang mendukung keberhasilan pendidikan yang dilakukan, salah satu di
antaranya adalah kurikulum. Bahkan dapat dikatakan bahwa kurikulum menempati
posisi yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya proses pendidikan yang
dilaksanakan.
B.Pembahasan
1. Pengertian
Kurikulum
Secara etimologis,istilah
kurikulum pada dasarnya barasal dari bahasa latin yang berarti a little rececurse yakni suatu jarak yang
harus di tempuh dalam pertandingan olahraga. Kemudian istilah kurikulum ini
dikaitkan dengan pendidikan menjadi circle
of instruction yang berarti suatu lingkaran pengajaran dimana guru
(dosen)dengan siswa (mahasiswa) terlibat secara aktif di dalam proses belajar
mengajar. Dalam bahasa Arab istilah kurikulum diartikan dengan manhaj yang bermakna jalan terang yang
dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan.dengan demikian,jika kata manhaj ini dikaitkan dengan
pendidikan,maka memberikan pengertian jalan terang yang dilalui oleh guru atau
pendidik dengan orang-orang yang di didik untuk mengembangkan
pengetahuan,keterampilan dan sikap.
Secara etimologis kurikulum adalah
sejumlah pengalaman pendidikan,kebudayaan,social,olahraga,dan kesenian di
sediakan oleh sekolah bagi murid-muriddi dalam dan diluar sekolah dengan maksud
menolongnya untuk berkembang secara menyeluruh dalam segala segi dan merubah
tingkah laku mereka(peserta didik)sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan. Oleh
karena itu,dalam kurikulum mempunyai empat aspek utama,yaitu:
·
Tujuan-tujuan
yang hendak dicapai oleh pendidikan yang tercermin dari bentuk kurikulum yang
di tetapkan.
·
Pengetahuan,informasi-informasi,data-data,
aktivitas-aktivitas dan penglaman-pengalaman dari mana terbentuk kurikulum itu.
·
Metode
dan cara-cara mengajar
·
Metode
dan cara-cara penilaian
2. Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Islam Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
H.M.
Arifin mengemukakan beberapa prinsip kurikulum yang ideal kea rah pengembangan kurikulum
pendidikan islam itu sendiri,yaitu sebagai berikut:
·
Kurikulum
Pendidikan Islam hendaknya mengandung materi ilmu pengetahuan yang mampu
berfungsi sebagai alat untuk tujuan hidup islami.
·
Kurikulum
islam hendaknya diproses melalui metode
yang sesuai dengan tata nilai Islami yang instrinsik dan ekstrinsik mampu
merealisasikan tujuan Pendidikan Islam
·
Kurikulum
Pendidikan Islam hendaknya diproses melalui metode yang sesuai dengan nilai
yang terkandung dalam tujuan Pendidikan Islam.
·
Antara
kurikulm, metode dan tujuan Pendidikan Islam hendaknya saling menjiwai dalam
proses mencapai produk yang bercita-citakan menurut ajaran Islam hendaknya
saling menjiwai dalam proses mencapai produk yang bercita-citakan menurut jaran
islam.
Upaya kearah pengembangan kurikulum pendidikan
islam,kiranya patut pula dikemukakan beberapa bentuk kurikulum yang banyak di
anut oleh ahli pendidikan pada umumnya,yaitu antara lain:
·
Separate-subject
curriculum
·
Correlated
curriculum
·
Integrated
curriculum
·
Activity
curriculum
Dapat dirumuskan factor factor yang mempengaruhi
pengembangan kurikulum pendidikan Islam yaitu factor internal dan factor
eksternal
a. Factor internal
·
Sumber
Daya Insani(SDI) yang dimiliki oleh umat Islam,khususnya pada praktisi
pendidikan.
·
Pemahaman
umat Islam terhadap kurikulum.
·
Kesadaran
umat Islam untuk mengembangkan kurikulum pendidikan Islam
b.Factor eksternal
·
Tuntutan
globalisasi
·
Tuntutan
modernitas
·
Factor
lingkungan dan lokalitas
·
Factor
social politik
·
Tingkatan
pendidikan
·
Bentuk
lembaga pendidikan
Taipan Indonesia | Taipan Asia | Bandar Taipan | BandarQ Online
BalasHapusSITUS JUDI KARTU ONLINE EKSKLUSIF UNTUK PARA BOS-BOS
Kami tantang para bos semua yang suka bermain kartu
dengan kemungkinan menang sangat besar.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
Cukup Dengan 1 user ID sudah bisa bermain 7 Games.
• AduQ
• BandarQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• FaceBook : @TaipanQQinfo
• WA :+62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
Come & Join Us!!