Minggu, 24 November 2013

Ringkasan: Ilmu Pendidikan ISLAM


RINGKASAN
MATA KULIAH: ILMU PENDIDIKAN ISLAM


 







Oleh:

HAFSARI
                                                 




Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri-Palopo
T.A 2013/2014

ﺑﺴﻢاﻟﻠﻪاﻟﺮﺣﻤﻦاﻟﺮﺣﻴﻢ

BAB 1
PERHATIAN ISLAM TERHADAP PENDIDIKAN

A.               Pendahuluan
Islam merupakan agama yang membawa misi agar umatnya menyelenggarakan  pendidikan  dan pengajaran. Kandungan Al-Qur’an sebagai sumber utama ajaran Islam sarat dengan nilai-nilai pengetahuan yang menuntut pengikutnya untuk mengetahui berbagai fenomena alam yang harus di fikirkan. Dengan adanya symbol tututan berfikir itu menunjukkan mankna bahwa manusia membutuhkan ilmu pengetahuan untuk meneliti fenomena alam yang di ciptakan Allah SWT.
Islam memberikan  perhatian yang sangat signifikan terhadap pendidikan . Secara umum akan menyoroti tiga aspek dalam konteks perhatian ajaran islam terhadap pendidikan. Pertama, Pendidikan sebagai kebutuhan manusia dan misi ajaran Islam. Kedua, bukti-bukti ajaran Islam memberikan perhatian terhadap masalah pendidikan. Ketiga, Implikasi pendidikan bagi kemajuan umat manusia.

B.               Pembahasan
1.                  Pendidikan sebagai Kebutuhan Manusia dan Misi Ajaran Islam
Pada dasarnya kepentingan sentral Al-Qur’an adalah pada manusia dan perbuatannya. Dengan pendidkan dalam Al-Qur’an maka akan ditemukan beberapa informasi  yang dapat menjelaskan mengapa pendidikan menjadi sebuah kebutuhanyang esensial bagi manusia.

Pertama, manusia di lahirkan tanpa ilmu engetahuan sedikitpun,namun Allah memberikan karunia sarana atau potensi untuk mendapatkan ilmu,melalui pendengaran,penglihatan dan perasaan hati (Q.S. An-nahl 16:78)



واﻟﻠﻪٲﺧﺮﺟﻜﻢﻣﻦﺑﻄﻮنٲﻣﻬﺎﺗﻜﻢﻻﺗﻌﻠﻤﻮنﺷﻴﻌﺎوﺟﻌﻞﻟﻜﻢاﻟﺴﻤﻊواﻷﺑﺼﺎرواﻷﻓﺌﺪةﻟﻌﻠﻜﻢﺗﺸﻜﺮون

 
Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak megetahui sesuatupun,dan Dia member pendengaran,penglihatan dan hati agar kamu bersyukur.
            Kedua, manusia di angkat oleh Allah sebagai khalifah di muka bumi yang akan melaksanakan perintah-perintahNya (Q.S. Al-Baqarah 2:30)
وٳذاﻗﺎلرﺑﻚﻟﻠﻤﻼﺋﻜﺔﺔٳﻧﻲﺟﺎﻋﻞﻓﻲاﻷرضﺧﻠﻴﻔﺔﻗﺎﻟﻮاٲﺗﺠﻌﻞﻓﻴﻬﺎﻣﻦﻳﻔﺴﺪﻓﻴﻬﺎوﻳﺴﻔﻚاﻟﺪﻣﺎءوﻧﺤﻦﻧﺴﺒﺢﺑﺤﻤﺪكوﻧﻘﺪسﻟﻚﻗﺎلإﻧﻲأﻋﻠﻢﻣﺎﻻﺗﻌﻠﻮن

Artinya: dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat:” sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang Khalifah di muka bumi” Mereka berkata:”mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanyadan menumpahkan darah padhal kami senantiasa beryasbih dan memuji-Mu? “Tuhan berfirman” sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.

            Ketiga, manusia diciptakan dari bumi(tanah) dan mereka diminta untuk membangun kehidupan yang layak di dalamnya (Q.S. Hud 11:60)
Artinya: …Dia telah menciptakn kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya,karena itu mohonlah ampunan-Nya,kemudian bertaubatlah kepada-Nya…

            Keempat, manusia mau mengemban tanggung jawab dan amanah,meskipun mereka sendiri tidak mengerti apa-apatentang itu sehingga dinyatakan sebagai orang yang sangat bodoh dan zalim terhadap dirinya (Q.S. Al-Ahzab 33:72)
إﻧﺎﻋﺮﺿﻨﺎاﻷﻣﺎﻧﺔﻋﻠﻰاﻟﺴﻤﺎواﻻرضواﻟﺠﺒﺎلﻓﺄﺑﻴﻦٲنﻳﺤﻤﻠﻨﻬﺎوأﺷﻔﻘﻦﻣﻨﻬﺎوﺣﻤﻠﻬﺎاﻹﻧﺴﺎنٳﻧﻪﻛﺎنﻇﻠﻮﻣﺎﺟﻬﻮﻻ
Artinya: sesungguhnya kami telah mengemukakan (menawarkan) manat kepada langit, bumi dan gunung-gunung. Semuanya enggan memikul amanat itu dan khawatir tidak sanggup mengembannya,dan manusia (mau) memikulny. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh sekali.

2.                  Bukti-bukti Ajaran Islam Memberikan Perhatian Terhadap Pendidikan
Hal ini dapat di buktikan antara lain karena Al-Qur’an memuat istilah-istilah yang selama ini di gunakan untuk pendidikan yaitu Tarbiyah dan Ta’lim. Selain itu dapat di lihat dari lima ayat Al-Qur’an yang pertamakali di turunkan  yaitu surah Al-Alaq ayat 1-5, yang berbunyi:
اﻗﺮٲﺑﺎﺳﻢرﺑﻚاﻟﺬيﺧﻠﻖ۰ﺧﻠﻖاﻻﻧﺴﺎنﻣﻦﻋﻠﻖ۰اﻗﺮٲورﺑﻚاﻻﻛﺮم۰اﻟﺬيﻋﻠﻢﺑﺎﻟﻘﻠﻢ۰ﻋﻠﻢاﻻﻧﺴﺎنﻣﺎﻟﻢﻳﻌﻠﻢ

Artinya; bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan,Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar(manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang diketahuinya.

              Dalam ayat-ayat tersebut, Allah SWT memperkenalkan istilah yang berkaitan dengan pendidikan,yaitu ‘iqra,’allama,dan Al-Qalam, yang artinya bacalah, mengajarkan dan pena atau alat tulis. Selain itu, ada dua nama yang popular untuk Al-Qur’an  yaitu Al-Qur’an yang berarti bacaan,dan al-Kitab yang berarti tulisan.

Menurut Abuddin Nata, tiga istilah yang sering digunakan dalam pendidikan Islam yaitu: tarbiyah,ta’lim dan ta’dib, masing-masing memberi kesan yang berbeda antara satu sama lainnya. Istilah ta’lim mengesankan proses pemberian bekal pengetahuan, sedangkan istilah tarbiyah mengesankan proses pembinaan dan pengarahan bagi pembentukan kepribadian dan sikap mental,sementara istilah ta’dib terhadap moral dan etika dalam kehidupan yang lebih mengacu pada peningkatan martabat manusia.

Visi pendidikan Islam sesungguhnya melekat pada visi ajaran Islam itu sendiri yang terkait dengan visi kerasulan para Nabi, mulai visi kerasulan Nabi Adam hingga kerasulan Nabi Muhammad SAW, yaitu membangun sebuah kehidupan manusia yang patuh dan tunduk kepada Allah (Q.S. 7:66, 73, dan 29:16) serta membawa rahmat bagi seluruh alam (Q.S. 21:107,27:77).

            Agar proses pendidikan berjalan dengan baik,Islam mendorong penyebaran dan perkembangan ilmu pengetahuan,bahkan orang yang menyembunyikan ilmu mendapatkan ancaman siksa yang pedih. Rasulullah saw bersabda:
ﻣﻦﺳﺌﻞﻋﻦﻋﻠﻢﻋﻠﻢﺛﻢﻛﺘﻤﻪاﻟﺠﻢﻳﻮماﻟﻗﻴﺎﻣﺔﺑﻠﺠﺎمﻣﻦاﻟﻨﺎر
Artinya: barang siapa yang bertanya tenang suatu ilmu,lalu  mempelajarinya tapi kemudian menyembunyikannya,maka akan di kekang pada hari kiamat dengan kekangan dari neraka…
 
            Itulah tadi bukti yang menunjukkan perhatian ajaran Islam terhadap pendidikan. Dan satu hal yang penting untuk di catat,bahwa perhatian Islam terhadap proses pendidikan telah di mulai sejak seorang anak masih berada dalam kandungan. Islam memperkenal konsep fitrah yang tidak memandang seorang bayi laksana sebuah kertas kosong ,tetapi ia telah mempunyai potensi yang siap dikembangkan dengan panduan ajaran Islam.
           
            Dari segi bahasa,kata fitrah terambil dari kata  al-fathr yang berarti belahan , dan dari makna ini lahir makna-makna antara lain”penciptaan’’ atau “kejadian”. Fitrah manusia adalah kejadianny sejak semula atau bawaan sejak lahirnya. Dalam al-Qur’an kata ini dalam berbagi bentuknya terulang sebanyak dua puluh delapan kali. Empat belas di antaranya dalam koonteks uraian tentang bumi dan langit. Sisanya dalam konteks penciptan manusia baik dari segi pengakuan bahwa penciptanya adalah Allah,maupun dari segi uraian tentang fitrah manusia. Yang terakhir ini ditemukan sekali yaitu pada surat Al-Rum:30
ﻓﺄﻗﻢوﺟﻬﻚﻟﻠﺪﻳﻦﺣﻨﻴﻔﺎﻓﻄﺮۃاﻟﻠاﻟﺘﻰﻓﻄﺮاﻟﻨﺎسﻋﻠﻴﻬﺎﻻﺗﺒﺪﻳﻞﻟﺨﺎاﻟﻠﻪذاﻟﻚاﻟﺪﻳﻦاﻟﻘﻴﻢوﻟﻜﻦاﻛﺜﺮاﻟﻨﺎسﻻﻳﻌﻠﻤﻮن
Artinya:
‘’Maka  hidupkanlah wajahmu kepada agama,pilihan fitrah Allah yang telah menciptakan manusia atas fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus,tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.


3.                  Implikasi Pendidikan Bagi Kemajuan Umat Manusia
Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan diri dan kehidupan manusia secara utuh dan menyeluruh.
Menurut Al-Maududi, kata tarbiyah atau rabbun (huruf ‘’Ra dan Ba”) mempunyai beberapa makna,antara lain.
a.                   Pendidikan,bantuan dan peningkatan.
b.                  Menghimpun,memobilisasi dan mempersiapkan.
c.                   Tanggung jawab,perbaikan,pengasuhan.
d.                  Keagungan,kepemimpinan,wewenang dan pelaksana perintah.
e.                   Pemilik,juragan.

Secara normative, tujuan yang ingin di capai dalam proses aktualisasi nilai-nilai Al-Qur’an dalam pendidikan meliputi iga dimensi atau aspek kehidupan yang harus di bina dan di kembangkan oleh pendidikan .pertama,dimensi spiritual ,yaitu iman,taqwa dan akhlak mulia (yang tercermin dalam ibadah dan mu’amalah). Kedua,dimensi budaya yaitu kepribadian yang mantap dan mandiri,tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Ketiga, dimensi kecerdasan yang membawa kepada kemajuan,yaitu cerdas,kreatif,terampil,disiplin,etos kerja,professional,inovatif dan produktif.

Pengembangan ilmu pengetahuan dalam perspekti islam adalah sebuah keniscayaan yang harus di jalankan oleh setiap kaum muslim. Karena tanpa pengembangan ilmu pengetahuan,umat muslim dapat terjerumus dalam jurang kebodohan dan kesesatan.

Dari paparan sebelumnya, maka untuk menuju kemajuan umat,maka Islam telah mempersiapkan pilar-pilar yang harus disiapkan antara lain:
1.                  Kultur keilmuan yang tinggi hal ini ditandai dengan motivasi ajaran untuk menuntut ilmu.
2.                  Kesadaran para masyarakat muslim bahwa pendidikan adalah investasi yang sangat menentukan kebahagiaan dunia dan akhirat.
3.                  Rasulullah sebagai pendidik teladan,harus menjadi “guru idola” bagi para pendidik/guru/dosen,sehingga mereka bukan hanya sekedar transfer ilmu tetapi juga mentransfer nilai dan kepribadian yang unggul.
4.                  Pendidikan keluarga mempunyai posisi yang starategis dalam mempersiapkan generasi mudah yang kuat imannya serta menguasai ilmu pengetahuan. Hal ini diingatkan Allah dalam firmannya surah al-Tahrim ayat 6.
5.                  Kemajuan umat manusia tidak dapat tercapai tanpa proses pendidikan yang unggul dan bermutu, karena ilmu pengetahuan adalah pintu gerbang menuju kemajuan peradaban dan teknologi.






BAB II
DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM
(Tinjauan al-Qur’an dan Hadis)

A.               Pendahuluan
Islam mempunyai berbagai macam aspek,di antaranya adalah pendidikan (islam). Pendidikan islam bermula sejak nabi Muhammad SAW menyampaikan ajaran islam kepada umatnya. Pendidikan adalah proses atau upaya-upaya menuju pencerdasan generasi,sehingga manusia dalam fitrahnya. Itu artinya pendidikan merupakan condition sine quanon yang harus di lakukan setiap masa. Berhenti dari gerakan pendidikan berarti lonceng kematian (baca;kemunduran atau keterbelakangan) telah berbunyi dalam masyarakat atau Negara.

B.               Sekilas Tentang Pengertian Pendidikan Islam
Istilah pendidikan dalam bahasa arab di kenal dengan istilah tarbiyah yang berakar kata rabba, berarti mendidik. Dengan demikian,tarbiyah islamiyah di terjemahkan dengan pendidikan islam. Dalam kamus bahasa arab ditemukan tiga akar kata untuk istilah tarbiyah,yaitu:
1.                  Rabba-yarbu yang berarti bertambah dan berkembang. Hal ini senada dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surah al-Rum ayat 39
2.                  Rabiya-yarba yang di bandingkan dengan madda-yamuddu  yang berarti memperbaiki,mengurusi kepentingan,mengatur,menjaga dan memperhatikan.


Sekaitan dengan hal tersebut al-Baidhawi mengatakan bahwa pada dasarnya al-rabb yang bermakna tarbiyah selengkapnya berarti menyampaikan Sesuatu hingga mencapai kesempurnaan, sementara rabb yang menyipati Allah menunjukkan arti yang lebih khusus yaitu sangat atau paling. Al-ashfahani mengatakan bahwa al-rabb berarti tarbiyah menunjuk kepada arti menumbuhkan perilaku secara bertahap hingga mencapai batasan kesempurnaan. Lebih jauh al-Bani menyatakan bahwa di dalam pendidikan tercakup tiga unsure yaitu: menjaga dan memelihara anak:mengembangkan bakat dan potensi anak sesuai dengan kekhasan masing-masing: mengarahkan potensi bakat agar mencapai kesempurnaan kebaikan.

Secara terminologis menurut al-Nahlawi bahwa pendidikan islam adalah pengaturan pribadi dan masyarakat yang karenanya dapat memeluk Islam secara logis dan sesuai secara keseluruhan baik dalam kehidupan individu maupun kolektif. Sementara Yusuf al-Qardhawi member pengertian pendidikan islam sebagai Pendidikan manusia seutuhnya,akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya,akhlak dan keterampilannya. Pengertian yang senada di kemukakan oleh Mustafa al-Gulayaini bahwa pendidikan islam adalah menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasehat,sehingga akhlak itu menjadi salah satu kemampuan meresap dalam jiwanya kemudian buahnya berwujud keutamaan,kebaikan dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah air.
Sedangkan secara teknis  Endang Syaifuddin Anshori memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam adalah proses bimbingan (pimpinan,tuntutan,usulan) oleh obyek didik terhadap perkembangan jiwa(pikiran,perasaan,kemauan,intuisi dan lain-lain)  dan raga obyek didik dengan bahan materi tertentu dan dengan perlengkapan alat yang ada kea rah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi ajaran islam. Sementara itu Ahmad D.Marimba mendefinisikan pendidikan islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.
Jadi pada dasarnya pendidikan Islam adalah suatu proses pembentukan individu berdasarkan ajaran ajaran islam yang di wahyukan Allah kepada Muhammad. Oleh karena itu, pendidikan Islam memadukan pendidikan iman dan pendidikan amal sekaligus yang bertujuan untuk membentuk kepribadian muslim yang tangguh ,baik secara individual maupun secara kolektif.
Dengan demikian, istilah Pendidikan Islam berdasarkan butir-butir ajaran Agama Islam yang mengatakan fitrah manusia dengan ajaran agama Islam terwujud kehidupan manusia yang makmur dan bahagia. Olehnya itu, syariat Islam tidak akan di hayati dan di amalkan orang kalau hanya di ajarkan. Tetapi harus di didik melalui proses pendidikan. Karena Pendidikan tidak hanya bersifat teoritis tetapi juga praktis karena ajaran Islam tidak memisahkan antara iman dan amal shaleh.


C.               Dasar-Dasar Pendidikan Dalam Al-Qur’an
Pendidikan adlah bagian integral yang tak terpisahkan dari ajaran Islam secara keseluruhan.karena itu dasar-dasar pendidikan Islam inheren dengan sumber ajaran Islam itu sendiri. Itu artinya bahwa al-Qur’an sebagai dasar utama pendidikan Islam tidak terlepas dan senantiasa menjadikan al-Qur’an sebagai dasar dan sumber dalam melakukan proses Pendidikan.' Menurut Azyumardi Azra bahwa al-Qur’an sebagai dasar pendidikan Islam mengandung beberapa hal positif bagi pengembangan Pendidikan,yaitu antara lain penghormatan dan penghargaan kepada akal manusia,bimbingan ilmiah. Observasi terhadap manusia sejak masih dlam bentuk segumpal darah  dan seterusnya, sebagaimana firman Allah dalam Q.S. al-‘alaq:1-5.
Metode Al-Qur’an dapat di analisis dari surah ar-Rahman, dalam surah ini, Allah mengawali  dengan menuturkan eksitensi manusia,kekuasaannya dalam mendidik manusia,hingga apa yang di anugrahkan kepada manusia seperti matahari,bulan,bintang,pepohonan,buah-buahan,langit dan bumi.
Tujuan pendidikan Islam dalam perspektif Qur’ani adalah sebagai berikut:
1.                  Mengenalkan manusia akan peranannya di antara sesama mahluk dan tanggup jawab pribadinya sebagai khalifah fil’ardhi.
2.                  Mengenalkan manusia akan alam ini dan mengajak mereka untuk mengetahui hikmah diciptakannya serta memberikan kemungkinan kepada mereka untuk mengambil manfaat dari ala mini.
3.                  Mengenalkan manusia akan interaksi social dan tanggung jawabnya dalam tata hidup bermasyarakat.
4.                  Mengenalkan manusia akan pencipta alam ini (Allah SWT) dan memerintahkan untuk bribadah kepadanya.


D.               Dasar-Dasar Pendidikan Dalam Islam
Selain Al-Qur’an, dasar pendidikan Islam adalah al-Hadis yang mencerminkan prinsip manivestasi wahyu dlam segala perbuatan,perkataan dan taqrir nabi. Oleh karena itu, Rasulullah mengandung nilai-nilai dan dasar-dasar Pendidikan yang sangat berarti. Dikatakan demikian karena di samping segala ucapan,perbuatan dan taqrir Rasulullah di yakini validitas kebenarannya karena merupakan wahyu, juga di yakini bahwa Rasulullah adalah pendidik yang teladan dan integritas.
Dalam suatu riwayah dikatakan bahwa pada suatu hari Rasulullah keluar dari rumahnnya dan beliau menyaksikan adanya dua pertemuan; dalam pertemuan pertama, orang orang berdoa kepada Allah SWT mendekatkan diri kepadanya . dalam pertemuan kedua orang sedang memberikan pelajaran. Langsung beliau bersabda.
“mereka ini(pertemuan pertama) minta kepada Allah,bila Tuhan menghendaki maka ia memenuhi permintaan tersebut,dan jika ia tidak menghendaki maka tidak akan dikabulkan,sedangkan saya sendiri di utus menjadi juru didik.’’



Hadis pada hakekatnya di tujukan untuk mewujudkan dua sasaran yaitu pertama, menjelaskan apa yang terdapat dalam Al-Qur’an. Kedua, menjelaskan tentang syari’at dan pola perilaku.

Dalam dunia pendidikan, Hadis memiliki dua manfaat pokok. Manfaat pertama, hadis mampu menjelaskan konsep dan kesempurnaan pendidikan Islam sesuai dengan konsep Al-Qur’an. Kedua,hadis dapat menjadi contoh yang tepat dalam penentuan metode pendidikan.

Bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa yang terdiri dari berbagai suku mempunyai filsafat dan pandangan hidup yang beragam. Sebagai suatu bangsa  mereka menganut satu falsafah dan pandangan hidup bangsa. Falsafah hidup itu diramu dari nilai nilai yang di anut oleh masing-masing suku bangsa.  Falsafah hidup itu harus mengandung pikiran yang mendalam dari gagasan bangsa untuk mwujudkan kehidupan bangsa yang baik,makmur dan tentram. Falsafah hidup yang di maksud adalah pancasila. Sejalan dengan hal itu Pendidikan Islam sebagai suatu tugas dan kewajiban pemerintah dalam mengembangkan harus mengembangkan dan mencerminkan dan menuju tercapainya masyarakat Pancasila dengan warna agama. Ini berarti pendidikan Islam selain berdasarkan  Al-Qur’an dan sunnah  juga berdasarkan ijtihad yang menyesuaikan diri dengan kebutuhan bangsa yang selalu berubah dan berkembang. Dengan ijtihad itu ditemukan persesuaian antara Pancasila  sebagai dasar dan falsafah Negara dengan ajaran agama ISLAM yang secara bersamaan di jadikan landasan atau dasar pendidikan termasuk pendidikan agama.


BAB III
TUJUAN PENDIDIKAN

A.   Pendahuluan
            Salah satu komponen pendidikan yang memiliki peran yang penting dalam menentukan arah proses pendidikan adalah komponen tujuan. Tujuan pendidikan di katakan menentukan arah pendidikan karena materi dan metode pendidikan di desain berdasarkan tujuan pendidikan yang ingin di capai. Bahkan boleh dikatakan tujuan pendidikan menjadi ruh dari proses pendidikan itu sendiri.
            Dalam pendidikan Islam,tujuan pendidikan dirumuskan berdasarkan petunjuk petunjuk yang bersumber dari dasar pendidikan Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadis. Al-Qur’an mengintroduksikan dirinya sebagai petunjuk kepada jalan yang lebih lurus(Q.S. 17:19). Petunjuk-petunjuknya bertujuan member kesejahtraan dan kebahagiaan bagi  manusia baik secara pribadi maupun kelompok,dan karena itu di temukan petunjuk-petunjuk bagi manusia dalam kedua bentuk tersebut.
            Selain itu, al-Qur’an  juga sangat mendorong manusia untuk belajar dan menuntut ilmu. Bukti terkuat mengenai hal ini ialah bahwa ayat al-Qur’an  yang pertama kali diturunkan member dorongan manusia untuk membaca dan belajar.
            Para pendidik muslim sepakat,bahwa tujuan pendidikan bahwa buknlah menjejali murid dengan fakta-fakta melainkan menyiapkan mereka agar hidup bersih,suci dan tulus. Dalam tujuan pendidikan dalam Sisdiknas dapat dilihat pada bab II pasal 3 yang berbunyi sebagai berikut:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.


B.   Pembahasan
1.      Tujuan Pendidikan dalam al-Qur’an
Hampir semua unsure yang berkaitan dengan kependidikan di singgung secara tersurat atau tersirat oleh Al-Qur’an.
Salah satu aspek dari kekomprehensipan al-Qur’an adalah konsep al-Qur’an tentang pendidikan,atau aspk edukatif dalam al-Qur’an. Sebagaimana fakta menyatakan, bahwa nama-nama yang telah dikenal yang diberikan pada pesan wahyu yang di sebut dengan Al-qur’an dan kitab al-Qur’an berasal dari kata dasar qaraa yang berarti membaca, sementara  kata dasar kataba yang berarti menulis. Maka kedua kata tersebut di kaitkan dengan konsep pendidikan,yaitu membaca dan menulis dengan pengertia yang seluas-luasnya. Abdurahman Saleh bahkan mengatakan,seorang tidak mungkin berbicara tentang pendidikan Islam tanpa mengambil al-Qur’an sebagai rujukan.

Menurut Darwis Hude,untuk membahas pendidikan dalam al-Qur’an sebenarnya merupakan pekerjaan yang mudah karena semua ayat  al-Qur’an secara tidak langsung,atau setidaknya sekitar 1500 ayat secara langsung menyinggung pendidikan. Namun dalam hal tersebut juga terdapat kesulitan jika harus mengungkap secara keseluruhan atau memilih tema dan topic tertentu dalam kerangka yang sistematis menurut ilmu pendidikan.

Secara umum tujuan pendidikan dalam al-Qur’an dapat di kelompokkan menjadi tiga aspek:
a.       Menjadi hamba Allah yang bertaqwa
Taqwa mencakup segala hal yang diperlukan manusia untuk keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Nilai-nilai itu oleh Hasan Langgulung di klasifikasi dalam lima kelompok,yaitu:
·         Nilai perorangan (al- akhlak al-fardiyah)
·         Nilai kekeluargaan (al-akhlak al-usriyah)
·         Nilai social(al-akhlak al-ijtimaiyyah)
·         Nilai kenegaraan (al-akhlak ad-daulah)
·         Nilai keagamaan(al-akhlak ad-diniyah)
b.      Mengantarkan anak didik menjadi khalifah
Manusia di angkat oleh Allah untuk dapat memegang tanggung jawab sebagai khalifah dilengkapi dengan potensi. Al-Qur’an menjelaskan bahwa ada beberapa cirri yang dimiliki manusia. Pertama,manusia memiliki fitrah (potensi) yang baik. Fitrah ini tercermin dalam al-asma al husna. Ke dua, kebutuhan kebutuhan biologis yang menuntut pemenuhan. Ciri yang ketiga,adalah kebebasan untuk memilih tingkah lakunya. Keempat,manusia memilik akal yang membuat ia mampu memilih antara yang benar dan yang salah.
c.       Memperoleh kebahagiaan dunia dan di akhirat.
Secara normative,tujuan yang ingin di capai dalam prosesaktulisasi nilai-nilai  al-Qur’an dalam pendidikan meliputi tiga dimensi.
·         Dimensi spiritual
·         Dimensi budaya
·         Dimensi kecerdasan

2.      Tujuan Pendidikan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan pada dasarnya sebagai upaya yang paling utama untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,dengan pendidikan yang berkualitas, Indonesia lebih terjamin dalam proses tranmisi menuju demokrasi,dengan pendidikan,yang bermutu,Indonesia dapat membangun keunggulan kompetitif dalam persaingan global yang semakin intens.
Tujuan pendidikan nasional sebagaimana terdapat dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 pada babII pasal 3 mempunyai 2 butir utama,yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan kedua mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.
·         Mencerdaskan kehidupan bangsa
Cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa sangat relevan dengan tujuan pendidikan menurut al-Qur’an sebagaimana telah disebutkan pada bagian tedahulu. Islam menginginnkan pemeluknya cerdas dan pandai. Itulah cirri akal yang sempurna. Cerdas di tandai oleh adanya kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat,sedangkan pandai di tandai dengan banyak memiliki pengetahuan.
·         Mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya
Manusia Indonesia seutuhnya yang di maksudkan adalah manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,memiliki pengetahuan dan keterampilan,kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

3.      Telaah Kompratif
Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah merupakan perubahan yang diinginkan dan di usahakan oleh proses pendidikan atau usaha pendidikan. Baik pada dataran tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya maupun kehidupan bermasyarakat serta alam sekitarnya. Tujuan pendidikan merupakan problem inti dalam aktivitas pendidikan dan merupakan saripati dari seluruh renungan paedagogis. Dengan demikian tujuan merupakan factor yang sangat penting dan menentukan jalannya aktivitas pendidikan.

Ibadah kepada Allah dalam arti luas mempunyai dampak edukatif yang sangat signifikan dalam membentuk insan yang bertaqwa (muttaqin). Dampak edukatif dari ibadah di antaranya:
·         Ibadah mendidik diri untuk selalu memiliki kesadaran berfikir.
·         Ibadah menanamkan hubungan dengan jamaah muslim
·         Menanamkan kemuliaan diri
·         Mendidik keutuhan selaku umat Islam yang berserah diri kepada Allah.
·         Mendidik keutamaan
·         Membekali manusia dengan kekuatan rohaniah
·         Memperbaharui diri dengan bertaubat

Tidak berebeda dengan tujuan pendidikan nasional,pendidikan dalam perspektif al-Qur’an bertujuan mewujudkan pertumbuhan kepribadian manusia secara seimbang dan menyeluruh. Juga mengembangkan manusia di dalam segala aspeknya,baik aspek spiritual,intelektual, imajinasi, fisik, baik secara individu maupun kelompok.
Tujuan Pendidikan Nasional kiranya perlu evaluasi kritis mendalam,sebab rumusan dan konsep tujuan pendidikan nasional akan amat berpengaruh pada implementasi,dinamika,arah, dan pelaksanaan pendidikan. Ujung-ujungnya,mutu atau kualitas hasil pendidikan nasional. Karena itu, tujuan pendidikan nasional tidak boleh melupakan landasan konseptual filosofi pendidikan yang membebaskan dan mampu menyiapkan generasi masa depan untuk bias bertahan hidup (survive) dan berhasil menghadapi tantangan-tantangan zamannya.
Akhirnya, dengan melihat tujuan pendidikan yang diisyaratkan dalam al-Qur’an dan rumusan tujuan pendidikan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan secara komperatif,bahwa sasaran yang ingin dicapai adalah profil individu yang memiliki keimanan dan ketaqwaan,memiliki kemampuan ilmu,kemampuan mental spiritual sehingga mereka mampu menjalankan perannya dengan baik selaku hamba Allah dan warga Negara.

















BAB IV
PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK
A.               Pendahuluan
Pendidikan pada dasarnya adalah berintikan interaksi antara pendidik dan peserta didik. Dalam interaksi tersebut guru sangat berperan penting karena tanpa guru proses pendidikan hamper tidak mungkin dapat berjalan. Dalam melakukan interaksi dengan murid, guru di tuntut professional dan mempunyai kemampuan personal supaya berhasil dengan baik. Salah satu cirri guru professional adalah harus memiliki kode etik. Pentingnya kode etik dan moral dalam interaksi dengan para murid tersebut didasarkan pada tujuan pendidikan yang menurut al-Qur’an adalah untuk membina manusia seutuhnya secara pribadi dan kelompok sehingga mereka dapat menjalankan fungsinya sebagai khalifah dan hamba Allah guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang di tetapkan Allah,atau dengan kata lain untuk bertaqwa kepadanya.

B.               Pembahasan
1.      Pengertian guru
Kata guru berasal dari bahasa Indonesia yang berarti orang yang mengajar. Dalam bahsa inggris, di jumpai kata (1) teacher yang berarti pengajar, (2)tutor yang berarti guru pribadi yang mengajar dirumah,mengajar extra ,memberi les tambahan pelajaran,(3)educator  yang berarti pendidik atau ahli didik dan (4)lecturer yaitu pemberi kuliah,penceramah. Dalam bahasa arab di sebut (1)al-alim jamaknya ulama atau al-muallim,yaitu orang yang mengetahui,ulama yaitu ahli pendidikan (2) muaddib yaitu guru yang secara khusus mengajar di istana (3)mudarris yaitu pengajar (4)ustadz yaitu orang yang khusus mengajar pendidikan agama islam.
Guru adalah tenaga professional yang menjadikan murid-muridnya mampu merencanakan,menganalisis,dan menyimpulkan masalah yang di hadapi. Menurut pandangan tradisional,guru adalah seseorang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan. Menurut Depdiknas, adalah seorang yang mempunyai gagasan yang harus di wujudkan untuk kepentingan anak didik,sehingga menunjang hubungan yang baik dengan anak didik agar menjunjung tinggi, mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang menyangkut agama. Menurut Undang-Undang system pendidikan Nasional pasal 27 ayat 3 nomor 2 tahun 1989,tenaga pengajar adalah tenaga pendidikan yang khusus dengan tugas mengajar yang pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disebut guru dan pada jenjang pendidikan tinggi di sebut dosen.
Dalam al-Qur’an di jumpai istilah-istilah yang merujuk pada pengertian guru atau orang berilmu,di antaranya adalah
ü  Al-alim
ü  Ulama
ü  Ulu al-ilmi
ü  Ulu al-albab
ü  Ulu al-nuha
ü  Ulu al-abshar
ü  Al-mudzakkir/ ahlu al-Dzikir
ü  Al-muzakki,al-Rasikhun fi al-ilm
ü  Al-murabbi


2.      Kode Etik Guru di Indonesia
Kode etik adalah kumpulan nilai-nilai dan norma-norma profesi guru yang tersusun secara sistematis dalam suatu siste yang bulat, fungsinya adalah sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru dalam menunaikan tugas dan pengabdiannya sebagai guru di dalam dan di luar sekolah serta dalam masyarakat untuk membentuk sikap professional.
Tujuannya adalah
v  Menunjang tinggi martabat profesi guru
v  Untuk menjaga dan memelihara kesejahtraan para anggota profesi guru
v  Untuk meningkatkan pengabdian anggota profesi guru dalam pembangunan bangsa dan Negara Indonesia
v  Untuk meningkatkan kualitas guru
v  Untuk meningkatkan kualitas organisasi profesi guru
Kode etik Guru Indonesia berdasarkan hasil keputusan polres kongres PGRI ke 13 tahun 1973
ü  Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-pancasila.
ü  Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing
ü  Guru mengadakan komunikasi teruatama dalam memperoleh informasi tentang anak didik,tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
ü  Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
ü  Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat sekitar sekolah maupun masyarakat yang lebih luas untukkepentingan pendidikan.
ü  Guru secara sendiri-sendiri atau bersama-sama mengembang dan meningkatkan kualitas profesi.
ü  Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesame guru  baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.
ü  Guru secara bersama-sama memelihara,membina dan meningkatkan kualitas organisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya.
ü  Guru melaksanakan ketentuan yang merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.


3.      Pengertian dan Fungsi Murid
Kata murid berasal dari bahasa arada,yuridu,iradatan,muridan yang berarti orang yang menginginkan (the willer),dan menjadi salah satu sifat Allah SWT. Yang berarti Maha Menghendaki (Q.S. Yasin 36:82)
ٳﻧﻤﺎٲﻣﺮﻩٳذاٲردﺷﻴﺌﺎٲنﻳﻘﻮلﻟﻪﻛﻦﻓﻴﻜﻮن


Pengertian seperti ini dapat dimengerti karena seorang murid adalah orang yang menghendaki agar mendapatkan ilmu pengetahuan,keterampilan,pengalaman,dan kepribadian baik untuk bekal hidupnya agar selamat dunia akhirat dengan belajar sunguh-sungguh. Selain itu digunakan kata al-tilmidz,al-mudarris,al-muta’allim dan al-thalib


4.      Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Guru dan Murid
Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi guru dan murid adalah factor eksternal seperti:
a.                   Pengaruh dari teori-teori pendidikan
b.                  Prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar metode mengajar.
Prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar metode mengajar menurut Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibany:
ü    Menjaga motivasi murid dan kebutuhan,minat dan kegunaanya pada proses belajar.
ü    Menjaga tujuan murid dan menolongnya mencapai tujuan tersebut
ü    Kemestian memelihara tahap kematangan yang di capai oleh murid dan kesediaannya untuk belajar
ü    Menjaga perbedaan-perbedaan perseorangan di antara murid-murid.
c.                   Peran guru dalam pengembangan kurikulum
Pandangan tentang posisi guru dalam mengembangkan kurikulum berpengaruh pada pola hubungan guru-murid. Pada kurikulum yang bersifat desentralisasi peranan guru dalam pengembangan kurikulum lebih besar daripada kurikulum yang bersifat sentralisasi.
d.                  Paham-paham sekuler yang berkembang akibat ilmu pengetahuan dan teknologi.

5.      Pola Interaksi Guru dan Murid menurut Al-Qur’an
a.                   Tujuan Pendidikan
Proses pendidikan pada intinya adalah interaksi antara pendidik (guru) dan peserta didik (murid) untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah di ciptakan.
Menurut ketetapan MPR no.IV/MPR/1978 tentang GBHN bahwa “pendidikan Nasional berdasarkan atas pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,kecerdasan,keterampilan,mempertinggi budi pekerti,memperkuat kepribadian,mempertebal semangat agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
            Tujuan pendidikan mempunyai empat fungsi. Pertama mengahiri usaha. Kedua mengarahkan usaha. Ketiga menjadi titik tolak untuk mencapai tujuan lain . dan keempat member nilai.
b.                  Sikap Guru terhadap Murid
Sebagai guru professional guru harus mampu mendidik,mengajar dan melatih. Mendidik yaitu meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar adalah meneruskan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih adalah mengembangkan keterampilan pada siswa. Atas dasar ini guru harus mempunyai sifat-sifat yang baik seperti:
ü  Mengamalkan ajaran agamanya dan ta’at pada aturan dan undang-undang yang berlaku
ü  Mengenal dan menggunakan prinsip dalam mengajar
ü  Memahami situasi serta menghorati murid sebagai subyek dan tidak otoriter
ü  Menghormati bahan pelajaran yang diberikan ,menguasai materi pelajaran dan mengetahui manfaatnya
ü  Dapat menyesuaikan antara metode mengajar dengan bahan pelajaran
ü  Memperhatikan perbedaan individu
ü  Membentuk pribadi murid
ü  Memiliki kesehatan mental yang baik
ü  Memiliki persiapan
ü  Mengadakan hubungan dengn orang tua murid
c.                   Sikap Murid Terhadap Guru
Menurut al-Ghazali,sebagai murid harus bersikap
ü  Membersihkan jiwa dari akhlak yang buruk dan tercela
ü  Tidak banyak melibatkan diri pada urusan duniawi
ü  Jangan menyombongkan diri dengan ilmunya dan jangan banyak memerintah guru
ü  Bagi murid kelas pemula jangan melibatkan atau mendalami perbedaan pendapat para ulama.
ü  Murid jangan berpindah dari suatu ilmu yang terpuji kepada cabang-cabangnya kecuali ia sudah memahami pelajaran sebelumnya
ü   Murid jangan focus pada satu ilmu saja
ü  Jangan melibatkan diri pada bahasan tertentu sebelum melengkapi pokok bahasan lainnya yang mendukung ilmu tersebut
ü  Mengetahui sebab-sebab yang dapat menimbulkan kemuliaan ilmu
ü  Berakhlak yang terpuji
ü  Mengetahui macam-macam ilmu dan tujuannya

d.                  Variasi Pola Hubungan Guru dan Murid
e.                   Pola Hubungan Guru Murid Perspektif Al-Qur’an
ü Pola guru-murid: komunikasi sebagai aksi (satu arah)
ü  G


                                               M                          M
                                              M
ü Pola guru-murid-guru: ada balikan/feed back bagi guru,tak ada interaksi antar siswa (komunikasi sebagai interaksi).
G


                                  M                            M
                                                    M     

ü Pola guru-murid-murid: ada balikan bagi guru,siswa saling belajar satu sama lain
G



                                                 M          M           M


ü  Pola guru-murid,murid-guru,murid-murid: interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid dengan murid (komunikasi sebagai transaksi multi arah)
G

                                                  M                                   M

                                            M                     M
ü  Pola melingkar: setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban.
G

                      M                                                                          M


                                      M                                                   M

















BAB V
KURIKULUM DAN PENGEMBANGANNYA
A.   Pendahuluan
            Dalam upaya pengembangan pendidikan Islam sebagai proses mencerdaskan umat,banyak variable yang mendukung keberhasilan pendidikan yang dilakukan, salah satu di antaranya adalah kurikulum. Bahkan dapat dikatakan bahwa kurikulum menempati posisi yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya proses pendidikan yang dilaksanakan.

B.Pembahasan
1.      Pengertian Kurikulum
              Secara etimologis,istilah kurikulum pada dasarnya barasal dari bahasa latin yang berarti a little rececurse yakni suatu jarak yang harus di tempuh dalam pertandingan olahraga. Kemudian istilah kurikulum ini dikaitkan dengan pendidikan menjadi circle of instruction yang berarti suatu lingkaran pengajaran dimana guru (dosen)dengan siswa (mahasiswa) terlibat secara aktif di dalam proses belajar mengajar. Dalam bahasa Arab istilah kurikulum diartikan dengan manhaj yang bermakna jalan terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan.dengan demikian,jika kata manhaj ini dikaitkan dengan pendidikan,maka memberikan pengertian jalan terang yang dilalui oleh guru atau pendidik dengan orang-orang yang di didik untuk mengembangkan pengetahuan,keterampilan dan sikap.

              Secara etimologis kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan,kebudayaan,social,olahraga,dan kesenian di sediakan oleh sekolah bagi murid-muriddi dalam dan diluar sekolah dengan maksud menolongnya untuk berkembang secara menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka(peserta didik)sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan. Oleh karena itu,dalam kurikulum mempunyai empat aspek utama,yaitu:
·         Tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan yang tercermin dari bentuk kurikulum yang di tetapkan.
·         Pengetahuan,informasi-informasi,data-data, aktivitas-aktivitas dan penglaman-pengalaman dari mana terbentuk kurikulum itu.
·         Metode dan cara-cara mengajar
·         Metode dan cara-cara penilaian

2.      Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
              H.M. Arifin mengemukakan beberapa prinsip kurikulum yang ideal kea rah pengembangan kurikulum pendidikan islam itu sendiri,yaitu sebagai berikut:
·         Kurikulum Pendidikan Islam hendaknya mengandung materi ilmu pengetahuan yang mampu berfungsi sebagai alat untuk tujuan hidup islami.
·         Kurikulum islam hendaknya  diproses melalui metode yang sesuai dengan tata nilai Islami yang instrinsik dan ekstrinsik mampu merealisasikan tujuan Pendidikan Islam
·         Kurikulum Pendidikan Islam hendaknya diproses melalui metode yang sesuai dengan nilai yang terkandung dalam tujuan Pendidikan Islam.
·         Antara kurikulm, metode dan tujuan Pendidikan Islam hendaknya saling menjiwai dalam proses mencapai produk yang bercita-citakan menurut ajaran Islam hendaknya saling menjiwai dalam proses mencapai produk yang bercita-citakan menurut jaran islam.

Upaya kearah pengembangan kurikulum pendidikan islam,kiranya patut pula dikemukakan beberapa bentuk kurikulum yang banyak di anut oleh ahli pendidikan pada umumnya,yaitu antara lain:
·         Separate-subject curriculum
·         Correlated curriculum
·         Integrated curriculum
·         Activity curriculum

     


Dapat dirumuskan factor factor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum pendidikan Islam yaitu factor internal dan factor eksternal
a. Factor internal
·         Sumber Daya Insani(SDI) yang dimiliki oleh umat Islam,khususnya pada praktisi pendidikan.
·         Pemahaman umat Islam terhadap kurikulum.
·         Kesadaran umat Islam untuk mengembangkan kurikulum pendidikan Islam
b.Factor eksternal
·         Tuntutan globalisasi
·         Tuntutan modernitas
·         Factor lingkungan dan lokalitas
·         Factor social politik
·         Tingkatan pendidikan
·         Bentuk lembaga pendidikan









1 komentar:

  1. Taipan Indonesia | Taipan Asia | Bandar Taipan | BandarQ Online
    SITUS JUDI KARTU ONLINE EKSKLUSIF UNTUK PARA BOS-BOS
    Kami tantang para bos semua yang suka bermain kartu
    dengan kemungkinan menang sangat besar.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    Cukup Dengan 1 user ID sudah bisa bermain 7 Games.
    • AduQ
    • BandarQ
    • Capsa
    • Domino99
    • Poker
    • Bandarpoker.
    • Sakong
    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • FaceBook : @TaipanQQinfo
    • WA :+62 813 8217 0873
    • BB : D60E4A61
    Come & Join Us!!

    BalasHapus