RESUME
“UNSUR KALIMAT DAN POLA
KALIMAT DASAR”
MATA KULIAH: BAHASA INDONESIA
Oleh:
Kelompok 2
NAMA:
Hafsari
Muh. Noor
Haerati
Irma Wati
Nisfah Vita Abdullah
Helmi
Musdalifah M
Hasna wati
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri-Palopo
T.A 2013/2014
Unsur
Kalimat dan Pola Kalimat Dasar
A.Pengertian Kalimat
Kalimat yaitu rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan,
pikiran, atau perasaan.
Kalimat merupakan
satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara
lisan maupun tulisan. Pada kalimat sekurang kurangnya harus memiliki subjek (S)
dan predikat (P). Bila tidak memiliki subjek dan predikat maka bukan disebut
kalimat tetapi disebut frasa. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara
naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
B.Unsur-Unsur Kalimat
Dalam menuliskan kalimat dalam bahasa
Indonesia yang baik dan benar maka kita harus ketahui unsur-unsur yang biasanya
dipakai dalam sebuah kalimat. Dalam bahasa Indonesia digunakan aturan SPO atau
SPOK (Subjek, Predikat, Objek atau Subjek, Predikat, Objek, Keterangan).
Berikut beberapa unsur kalimat.
1. Subjek
(S)
Subjek adalah unsur
pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur predikat. Dengan
mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang dihasilkan
dapat terpelihara strukturnya.
Ciri-ciri subjek
sebagai berikut:
a. Jawaban
atas Pertanyaan Apa atau Siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa
yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa
manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.
Contoh : Rafi Ahmad adalah seorang aktor dan penyanyi.
b. Disertai
Kata Itu
Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat
takrif (definite). Untuk menyatakan takrif, biasanya digunakan
kata itu. Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama
negara, instansi, atau nama diri lain tidak disertai kata itu.
Contoh
: Buku itu dibeli oleh Kiki.
c. Didahului
Kata Bahwa
Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan
penanda bahwa unsur yang menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi
subjek. Di samping itu, kata bahwa juga merupakan penanda
subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah.
Contoh :
ü Bahwa pengurus BEM harus
segera dibentuk pada rapat hari ini.
ü Saya mengatakan bahwa Noah adalah
band favoritku.
d. Mempunyai
Keterangan Pewatas Yang
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat
dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang.
Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.
Contoh : Mahasiswa yang ingin
lulus harus mengikuti ujian.
e. Tidak
Didahului Preposisi
Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada.
Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga
menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
f. Berupa
Nomina atau Frasa Nominal
Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa
nominal. Di samping nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya,
disertai kata penunjuk itu.
Contoh : Bermain itu
menyenangkan.
2 . Predikat
(P)
Predikat juga merupakan unsur utama suatu
kalimat di samping subjek.
Predikat berfungsi
menjelaskan subjek.
Ciri-ciri predikat
adalah sebagai berikut.
a. Jawaban
atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat
yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah
predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat
digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong
(identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan
predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.
Contoh :
ü Gadis itu cantik.
ü Harga buku itu sepuluh
ribu rupiah.
b. Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah.
Predikat itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang
sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
Contoh : Maudy Ayunda adalah penyanyi favoritku.
c. Dapat
Diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai
bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk
pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa
verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda
predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa
nomina atau predikat kata merupakan.
Contoh : Kamu tidak hadir dalam
rapat kemarin.
d. Dapat
Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau
adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah,sudah, sedang, belum,
dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva.
Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas,
kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak,
dan mau.
Contoh : Obama akan datang ke
Indonesia.
e. Unsur
Pengisi Predikat
Predikat suatu kalimat dapat berupa:
ü Kata, misalnya verba,
adjektiva, atau nomina.
ü Frasa, misalnya frasa
verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia (bilangan).
3. Objek
(O)
Objek yaitu keterangan
predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat. Unsur kalimat ini
bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang
sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat
yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-)
tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek
kebanyakan berawalan me-.
Ciri-ciri objek
sebagai berikut.
a. Langsung
di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang
predikat, tidak pernah mendahului predikat.
Contoh : Sinta memberikan Jojo komputer
baru.
b. Dapat
Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat
aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif
ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam
kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
Contoh : Keju itu dimakan tikus.
c. Tidak
Didahului Preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di
belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara
predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.
Contoh : Dia mengirimi saya bunga mawar.
d. Didahului
Kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai
oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek
dalam kalimat transitif.
4. Pelengkap
(Pel.)
Pelengkap merupakan
unsur kalimat yang dapat bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba
predikat kalimat.
Pelengkap dan objek
memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :
o Bersifat
wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
o Menempati
posisi di belakang predikat.
o Tidak
didahului preposisi.
Perbedaannya terletak
pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika
terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek
kalimat pasif, bukan pelengkap.
Berikut ciri-ciri
pelengkap.
a. Di
Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat,
sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek.
Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
ü Diah mengirimi saya buku
baru.
ü Mereka
membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda
baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului
predikat.
b. Tidak
Didahului Preposisi
Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi.
Contoh
: Sherina bermain piano.
5. Keterangan
(K)
Unsur kalimat yang
didahului preposisi disebut keterangan.
Keterangan merupakan
unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang
dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu,
cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak
kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh,
dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata
penghubung, seperti ketika, karena,meskipun, supaya, jika,
dan sehingga.
Berikut ini beberapa
ciri unsur keterangan.
a. Bukan
Unsur Utama
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur
tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat
wajib.
b. Tidak
Terikat Posisi
Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan
tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di
antara subjek dan predikat.
Contoh :
ü Malam ini, Sinta akan kembali
ke Indonesia.
ü Mereka memperhatikan
materi dengan seksama.
d. Terdapat
Beberapa Jenis Keterangan
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.
ü Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berupa kata,
frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa kata adalah kata-kata yang
menyatakan waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa,siang,
dan malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian
kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin pagi, hari Senin, 7
Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yang berupa anak
kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah,
sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
ü Keterangan Tempat
Keterangan tempat berupa frasa yang
menyatakan tempat yang ditandai oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
ü Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berupa frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara.
Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara yang
diikuti verba (kata kerja). Terakhir, keterangan cara yang berupa anak
kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
ü Keterangan Alat
Keterangan cara berupa frasa yang
menyatakan cara ditandai oleh kata dengan yang diikuti nomina
(kata benda).
ü Keterangan Sebab
Keterangan
sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa frasa
ditandai oleh kata karena atau sebab yang
diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak
kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.
ü Keterangan Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau anak
kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi,
sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh
konjungtor supaya, agar, atau untuk.
ü Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi penjelasan
nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda
koma, tanda pisah (--), atau tanda kurang.
Contoh : Dosen saya, Bu Erni,
terpilih sebagai dosen teladan.
ü Keterangan Tambahan
Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi
berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur
yang diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur
yang diterangkan.
Contoh : Ummu, mahasiswa
tingkat lima, mendapat beasiswa.
Keterangan tambahan (tercetak tebal)
itu tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan yaitu kata Ummu.
ü Keterangan Pewatas
Keterangan pewatas memberikan pembatas
nomina, misalnya, subjek, predikat, objek, keterangan, atau pelengkap. Jika
keterangan tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatas tidak dapat
ditiadakan. Contoh: Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapat
beasiswa.
Contoh diatas menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang mendapat beasiswa,
melainkan hanya mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih.
C. Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke
dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua
kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai
dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan,
yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur
inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur
seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat,
objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe
sebagai berikut.
1. Kalimat Dasar Berpola
S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat.
Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata
sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
·
Mereka / sedang berenang.
S
P
(kata kerja)
·
Ayahnya / guru SMA.
S
P
(kata benda)
·
Gambar itu / bagus.
S
P
(kata sifat)
·
Peserta penataran ini / empat puluh orang.
S P
(kata bilangan)
2. Kalimat Dasar
Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan
objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah.
S
P
O
3. Kalimat Dasar
Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan
pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva.
Misalnya:
Anaknya / beternak / ayam.
S
P
Pel.
4. Kalimat Dasar
Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek,
dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa
nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Dia / mengirimi / saya / surat.
S
P
O
Pel.
5. Kalimat Dasar
Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan
harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan
berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Mereka / berasal / dari Surabaya.
S
P
K
6. Kalimat Dasar
Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek,
dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba
intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa
frasa berpreposisi. Misalnya:
Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari.
S
P
O
K
7. Kalimat Dasar
Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat,
pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat
berupa verba intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva,
dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya :
Ungu / bermain / musik / di atas panggung.
S
P
Pel.
K
8. Kalimat Dasar
Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek,
pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat
berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap
berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya:
Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan.
S
P
O
Pel. K